si pencari ilmu: Tugas Makalah Olahraga " Senam Aerobik "

Wednesday, May 7, 2014

Tugas Makalah Olahraga " Senam Aerobik "




MAKALAH

OLAHRAGA

3/14/2012





Kata pengantar

Dengan mengucap Alhamdulillah dengan ini Dipanjatkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT bahwa usaha pembuatan makalah PENDIDIKAN JASMANI (OLAHRAGA) yang diharapkan sebagai  rujukan akhir tahun  telah selesai.
Subtansi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kepada para pembaca/pencinta olahraga sangat diharapkan untuk melengkapi dan mengembangkannya lebih lanjut, dengan menggunakan sumber-sumber lain sepanjang tidak bertentangan dengan topik yang telah disampaikan.
pengalaman dalam melengkapi dan pengembangan tersebut diharapkan dapat diusulkan sebagai bahan penyempurnaan, langsung kepada penulis. Dan diharapkan pada penerbitan makalah yang akan datang kualitas subtansi maupun tekniknya akan sudah mendekati  apa yang kita cita-citakan bersama.Insya ALLAH…
semoga apa yang telah kita  upayakan bersama ini dapat kita manfaatkan seoptimal mungkin, dan atas semua partisipasi para guru atau pengajar dengan ini kami sampaikan terimakasih .akhirnya hanya kepada ALLAH SWT jualah semuanya ini kami kembalikan dengan selalu mengharapkan ridhonya.




                                                                                                                                                                  


                                                                                                                                                                   Penyusun









A.MATERI SENAM AEROBIK
Latar Belakang

            Begitu pesatnya perkembangan zaman, waktu, psikologi dan teknologi berujung pada hasil yang begitu mengecewakan. Terutama pada hal pemanfaatan teknologi, mengakibatkan banyak manusia yang memanfaatkannya namun dampak negatifnya pada kesehatan tubuh manusia itu sendiri.Oleh karena itu, perlu adanya konsep atau solusi yang tepat untuk membantu menyeimbangkan kesehatan tubuh tersebut agar dapat terus melakukan aktivitas sehari-hari. Selain dari pekembangan hal-hal diatas, sekarang telah dirasakan perkembangan dari segi olahraga. Salah satunya yaitu dalam hal SENAM/Senam Aerobik yang akan dibahas oleh penulis kali ini.

Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dirumuskan/dibahas kali ini yaitu mengenai:
• Sejarah Senam
• Macam-macam senam Aerobik dan
• Macam-macam gerak Senam Tradisional

Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah Penuntasan Tugas Semester Genap/6 Mata Pelajaran Penjaskes, mencapai nilai diatas Standar Kompetensi (kkm), menuangkan apa yang saya ketahui dan yang saya dapat.

Ruang lingkup
Kesehatan, pengetahuan, pembahasan materi.



SENAM AEROBIK
Sejarah Senam

Kebugaran atau Senam Aerobik telah diperkenalkan oleh Dr. Kenneth Cooper pada sekitar tahun 1960-an, Senam Aerobik merupakan salah satu olahraga/olah tubuh yang tidak telalu sulit untuk dipelajari. Sejak awal munculnya Olahraga ini, orang-orang pada saat itu mempelajarinya cukup dengan enam sampai delapan minggu sudah dapat menguasai dasar-dasarnya.Dahulu atau sejak awal terbentuknya senam ini, lebih terlihat seperti tarian yaitu Tarian Aerobik. Namun pada saat ini aerobik lebih berkembang dan lebih maju.
Dan lebih memiliki gerakan yang tersusun tetapi tidak terpaku pada music, dengan perkembangannya aerobic mendapat tambahan yang lebih menarik seperti latihan dengan kursi, low impact, high/low impact, step dan juga slide aerobik.

Definisi Aerobik
Aerobik berasal dari kata Aero yang berarti oksigen. Dimaksudkan, aerobik yaitu olahraga yang berhubungan dengan sistem kerja aliran oksigen dalam tubuh yang melakukannya. Selain itu, Senam Aerobik adalah serangkaian gerak dengan sengaja dilakukan yang mengikuti irama musik yang dipilih, dengan kata lain Aerobik adalah serangkaian gabungan antara gerak dan musik sehingga terbentuk keselarasan dan keserasian demi tebentuknya tubuh yang sehat dan bugar.

Macam-macam Senam Aerobik
Aerobik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu senam aerobik low impact (benturan ringan), moderate impact (benturan sedang), dan aerobik high impact (benturan keras). Perbedaan tingkat benturan, didasarkan pada perbedaan sentuhan salah satu kaki ke lantai. Gerakan senam aerobik low impact, salah satu kaki selalu berada dan menyentuh di lantai setiap waktu.Gerakan senam aerobik moderate impact salah satu kaki selalu ada di lantai dengan tumit mengangkat setiap waktu dengan contoh gerakan melompat dan memutar.
Gabungan dari ketiga macam benturan / impact diatas disebut sebagai mix impact artinya gerakan senam aerobik mix impact adalah penggabungan dan campuran dari senam aerobik low impact dan / moderate impact.Teknik  Gerakan Kaki Senam Aerobik Low Impact
ØGerakan Kaki Dalam Senam Aerobik (Benturan Ringan). Pada gerakan senam aerobik low impact maka salah satu kaki selalu berada dan menapak di lantai setiap waktu.Berikut ini adalah gerakan kaki senam aerobik low impact :

- Single step (langkah Tunggal)
Langkahkan kaki kanan ke arah kanan lanjutkan dengan membawa kaki kiri ke arah kaki kanan dan menutup langkah (Hitungan 1)
Double step (langkah ganda)
Langkahkan kaki kanan ke arah kanan, lanjutkan dengan membawa kaki kiri ke arah kaki kanan dan menutup langkah (hitungan 1). Lakukan hitungan 1 sekali lagi / ke arah kanan (hitungan 2).

- V step (langkah segitiga)
Urutan Langkah Kaki Dalam V step (langkah segitiga) 1. langkahkan kaki kanan kearah diagonal kanan depan.2. langkahkan kaki kiri kearah diagonal kiri depan.3. bawa kembali kaki kanan ke posisi awal.4. dan bawa kembali kaki kiri ke posisi awal.5. kemudian melangkah maju dan mundur- Mambo Grapevine (langkah ganda)Hampir sama dengan double step, hanya dalam penggunaan langkah kaki kiri tidak menutup langkah ke kaki kanan (pada hitungan 1) melainkan bawa kaki kiri di sisi belakang kaki kanan.
Cha-cha-cha Mengangkat lutut salah satu kaki menapak di lantai, kaki  Gerakan Kaki Senam Aerobik
Ølainnya di gunakan untuk mengangkat lutut. Moderate Impact Pada gerakan senam aerobik moderate impact maka tumit kaki mengangkat tapi jari kaki tetap berada di lantai.Berikut ini adalah gerakan kaki senam aerobik moderate impact :Kaki menekan ke atas, Mulai dengan jari kaki berada di tempat, kemudian berdiri menopang pada ujung jari kaki. Kemudian tekuk lutut sedikit sambil merendahkan tumit kembali ke lantai. Melompat Menggelindingkan telapak kaki dengan gerakan ibu jari- pusat-tumit, dan begitu sebaliknya. Dimulai dengan jari kaki berada di tempat, kemudian angkat tumit menopang pada ujung jari, dan  GerakanØgerakkan pinggul ke arah samping kiri - kanan dan sebaliknya. Kaki Senam Aerobik High Impact (Benturan Tinggi) Pada gerakan senam aerobik high impact maka gerakan kedua kaki mengarah pada gerakan-gerakan meninggalkan lantai / ada saat di udara.Berikut ini adalah gerakan kaki senam aerobik high impact :1. Lompat2. Mengangkat lutut3. Loncat kedua kaki meloncat meninggalkan dan menyentuh lantai secara bersamaan.4. Lompat Sergap5. Power Moves (dengan mengangkat seluruh tubuh dari lantai setinggi mungkin ke arah vertikal.)6. Split7. Twist (kaki di angkat dari lantai secara bersamaan ke arah vertikal.)
Macam – macam Senam Tradisional
1. Senam Tai Chi
2. Senam Lantai
3. senam Irama






2.PENGUKURAN DAYA TAHAN OTOT
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

               Kehidupan modern yang serba otomatis semakin mempermudah manusia dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun tidur sampai berangkat tidur lagi kita telah di manjakan oleh teknologi, sehingga semua menjadi mudah. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat ini serba otomatis. Sehingga jika dilihat dari segi kemudahan, kita lebih merasakan kenikmatan hidup.
Sehat, vitalitas dan panjang umur adalah harapan semua orang, tetapi itu semua tidak akan pernah diperoleh apabila tanpa diikuti oleh usaha yang memadai. Kebiasaan hidup modern pada kebanyakan orang telah menghapus semua usaha untuk mencapai kesegaran jasmani. Kita terbiasa duduk di kursi empuk sambil nonton TV, kemana – mana naik mobil, duduk santai setelah seharian kerja di kantor yang tanpa kegiatan fisik yang berarti, kalau hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama akhirnya kegemukan yang merupakan sumber berbagai macam penyakit akan menghinggapi kita.
Menikmati hidup yang serba otomatis ini telah membuat kita lebih banyak duduk dan berkendara, tanpa harus melakukan aktivitas jasmani yang berarti. Ini dapat menghemat energy yang kita miliki, sehingga dapat di gunakan aktivitas lainya. Apabila hal ini dilakukan terus menerus pada akhirnya bisa mengakibatkan kita menjadi manusia yang kurang gerak. Kesehatan jasmani tidak akan didapatkan oleh individu yang kurang gerak. Disadari atau tidak sebenarnya kesegaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia.
            Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. Untuk melakukan tes diperlukan adanya alat/intrumen. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan salah satu bentuk instrument untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas- spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Sebagaimana yang tercantum dalam panduan penilaian kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bahwa: Tes kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor tersebut secara umum mencakup kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi yang merupakan unsur-unsur dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak bola, keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan sebagainya.

            Peningkatan kesegaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena apabila siswa mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan kewajiban belajarnya dengan baik pula. Namun apabila siswa memiliki tingkat kesegaran jasmani yang jelek dimungkinkan akan tidak mampu mengikuti/menerima beban belajar yang sebetulnya ini adalah tugas dari seorang siswa. Dan pada akhirnya semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa akan semakin tinggi pula gairah siswa untuk belajar. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai, walaupun factor yang mempengaruhi berbeda-beda. Demikian juga terhadap tingkat kesegaran jasmaninya.Tingkat kesegaran jasmani siswa di Sekolah selama ini belum di ketahui secara pasti. Untuk mengetahui secara pasti sesuai dengan fakta di lapangan tentang status kesegaran jasmani siswa , perlu diadakan penelitian.
Dari uraian diatas melatar belakangi untuk mengadakan penelitian guna mengetahui tingkat kesegaran jasmani khususnya siswa kelas empat dan kelas lima Karena penelitian ini bersifat deskriptif, jadi hanya akan menggambarkan bagaiman tingkat kesegaran jasmani siswa kelas empat dan kelas lima SD Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.




Pengertian Kesegaran Jasmani
Ada beberapa pengertian kesegaran jasmani, diantaranya adalah :
Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. (http://ch1ples.wordpress.com/2008/02/27/pengertian-dan-hubungan-antara-tes-pengukuran-dan-evaluasi/ di unduh: 2 Mei 2010)

Kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari – hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan dengan energy yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal – hal darurat yang tak terduga sebelumnya. (Yunusul Hairy, 2005: 1.17).


Menurut T. Cholik Muthohir, kesegaran jasmani pada hakikatnya merupakan kondisi fisik yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yang mencakup ranah fisik, mental, social dan emosional sehingga merupakan kesegaran atau kebugaran total/ total fitnees. ( Cahyo Yuwono, 2008. Tes dan Pengukuran Penjas. PJKR FIK UNNES)

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), Tes Aerobik, dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan sekali, sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannyaTingkat Kesegaran Jasmani adalah batasan tinggi rendahnya kondisi tentang kesegaran jasmani seseorang yang hanya bisa dilihat dengan tes kesegaran jasmani. Tingkat kesegaran jasmani dapat digolongkan menjadi 5 kategori yaitu : baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali ( Dasar TKJI Depdikbud 2007 ).
Kesegaran jasmani bagi anak SD merupakan prinsip utama dalam tujuan pendidikan jasmanin yaitu mengutamakan partisipasi semua siswa dan upaya pendidikan untuk membentuk kebiasaan hidup aktif dan sehat di sepanjang hayat. Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan adalah tercapainya tingkat kesegaran jasmani siswa yang optimal.

Komponen Kesegaran Jasmani.
Kekuatan

Strength, Kemempuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja

Daya tahan
Endurance, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus
Daya Otot
Muscular Power, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya
Kecepatan
Speed, Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.
Daya lentur
Flexibility, Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas
Kelincahan
Agility, Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
Koordinasi
Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
Keseimbangan
Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.
Ketepatan
Accuracy, Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
Reaksi
Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera

Fungsi Kesegaran Jasmani.
Fungsi kebugaran jasmani Menurut Dirjen Olah raga dan Pemuda, Fungsi kebugaran jasmani di bagi dua :
Fungsi umum, untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan dari setiap manusia, yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan Negara.

Fungsi khusus
Golongan yang berdasarkan pekerjaan.
Misalnya kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi.
Golongan yang berdasarkan keadaan.
Misalnya, kebugaran jasmani bagi perempuan yang sedang hamil untuk menghadapi saat melahirkan.
Golongan yang berdasarkan umur.
Misalnya, kebugaran jasmani bagi anak – anak untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan.

Hakekat Kesegaran Jasmani.
Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Program latihan kondisi fisik perlu direncanakan agar dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh. Proses latihan dilakukan dengan cara berulang-ulang dengan menambah beban latihan dengan skala tertentu. Hal ini akan menyebabkan orang kian terampil, kuat, dan efesien dalam gerakannya.
Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik perlu meningkatkan kesegaran jasmani, kita perlu mengenal beberapa unsur-unsur kesegaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur tersebut yaitu, kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, daya ledak, dan daya tahan otot jantung dan paru-paru.

Aspek Kesegaran Jasmani
Aspek-aspek pengukuran kebugaran jasmani, yaitu :
2.5.1. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan antara lain :
• Daya tahan jantung dan paru-paru
• Kekuatan otot
• Daya tahan otot
• Fleksibilitas
• Komposisi tubuh
Kesegaran jasmani yang behubungan dengan keterampilan antara lain :
 Kecepatan
 Kekuatan (power)
 Keseimbangan
 Kelincahan
 Koordinasi
 Kecepatan reaksi
Tri Nurharsono juga berpendapat bahwa kesegaran jasmani mencakup dua aspek yaitu :
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related Fitness)Yaitu kesegaran jasmani yang diperlukan oleh atlet sebagai komponen dasar untuk mencapai prestasi, yang meliputi:

Daya tahan jantung paru (kardiorespirasi)
Daya tahan jantung paru adalah kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan berarti. Daya tahan jatung-paru sangat penting untuk menunjang kerja otot yaitu dengan cara mengambil oksigen dan menyalurkan ke otot yang aktif.

Kekuatan otot
Secara fisisologis, kekuatan otot adalah kemarnpuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kerja kontraksi secara maksimal melawan tahanan/beban. Secara mekanis kekuatan otot didefinisisksn sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam kontraksi maksimal.

Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus¬ menerus pads tingkat sub maksimal.

Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kernampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Fleksibilitas menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerakan (range of movement).

Komposisi tubuh
Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua komponen yaitu: lemak tubuh dan masa tanpa lemak. Indek Masa Tubuh (IMT) adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Indeks masa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan. Dengan perkataan lain, Indeks masa tubuh digunakan untuk melihat status gizi atlet. Tinggi badan adalah jarak dari lantai kepala tanpa alas kaki pada posisi berdiri tegak. Presentase Lemak Tubuh adalah perbandingan antara berat lemak tubuh dan berat badan yang diperoleh melalui rumus ketebalan lemak menggunakan alai skinfold.

Kesegaran Jasmani yang Berhubungan Diri
Komponen kesegaran jasmani yang berhubungan (skill related fitness), diperlukan oleh atlet untuk komponen dasar bagi pengembangan ketrampilan sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang meliputi :
a. Koordinasi
Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan sangat tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terj adi pada suatu gerakan.
b. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakulcan gcrakan (dynamic-balance). Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain antara lain: visual, vestibular, proprioseptif.
c. Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk nielaksanakan geralcan yang sama atau tidak sama dalam waktu sesingkat mungkin.
d. Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan antara munculnya suatu stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus atau langsangan dengan mulainya suatu reaksi. Stimulus untuk kecepatan reaksi berupa: penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan sentuhan. Kecepatan reaksi berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Kecepatan reaksi yang berkurang pada atlet disebabkan oleh lambatnya pemrosesan informasi.

Faktor yang mempengaruhi Kesegaran Jasmani.
Menurut Abdulkadir Ateng (asas dan landasan pendidikan jasmani.1992 :65), kesegaran jasmani yang tinggi tidak dapat dicapai semata-mata hanya dengan latihan fisik, tetapi harus pula memperhatikan hal-hal seperti :
a. Pemeriksaan kesehatan berkala.
b. Gizi yang memadai.
c. Pemeliharaan Gigi.
d. Latihan yang sesuai dengan usia dan kondisi.
e. Pekerjaan.
f. Rekreasi dan bermain.
g. Relaksasi dan istirahat.
Faktor – faktor lain yang mempengaruhi kesegaran jasmani diantaranya adalah:
Umur
Kebugaran jasmani pada anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8% -1% per tahun, akan tetapi apabila rajin berolahraga penurunan ini akan dapat dikurangi sampai separuhnya.

Jenis Kelamin
Sampai pada masa pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tetapi setelah masa pubertas anak laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.

Genetik.
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung, paru-paru, postur tubuh, obesitas, sel darah, serat otot.
Makanan.
Daya tahan yang tinggi akan di capai bila konsumsi karbohidrat juga tinggi, sekurang-kurangnya 60 – 70 %. Diet tinggi protein untuk memperbesar otot dan juga untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.(http://afand.cybermq.com/post/detail/6966/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kebugaran-jasmani/diunduh 2 Mei 2010)

Olahraga.
Dengan melakukan olahraga terus menerus kesegaran jasmani pasti meningkat

Kesegaran Jasmani bagi siswa
Tujuan utama pendidikan jasmani ialah membina kesehatan dan sekaligus kebugaran jasmani. Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan adalah terpercapainya tingkat kesegaran jasmani.
Kesegaran jasmani merupakan konsep yang makin berkembangan sehubungan dengan kualitas kemampuan fungsi organ tubuh untuk menjalankan tugas dan gerak dalam kehidupan sehari-hari dan setiap tugas itu memiliki tingkatan tuntutan masing-masing.
Kesegaran jasmani bagi anak SD merupakan prinsip utama dalam tujuan pendidikan jasmani yaitu mengutamakan partisipasi semua siswa dan upaya pendidikan untuk membentuk kebiasaan hidup aktif di sepanjang hayat. Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan adalah tercapainya tingkat kesegaran jasmani.

Manfaat Kesegaran jasmani.
Dampak latihan jasmani terhadap tubuh diantaranya adalah :
• Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru
• memperkuat sendi dan otot
• Menurunkan tekanan darah
• Mengurangi lemak
• Memperbaiki bentuk tubuh
• Memperbaiki kadar gula darah
• Mengurangi risiko penyakit jantung koroner
• Memperlancar aliran darah
• Memperlancar pertukaran gas
• Memperlambat proses menjadi tua
Dari beberapa pengertian diatas penulis berpendapat bahwa pengertian kesegaran jasmani adalah orang yang cukup mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efektif tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani dapat memberikan corak kualitas hidup manusia.

Pengertian Tes
Ada beberapa pengertian tes, diantaranya :
Tes adalah suatu instrument yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau obyek. Instrument dapat berupa pertanyaan yang ditulis maupun wawancara, pengamatan atau ketrampilan gerak fisik yang ditentukan atau pengamatan tingkah laku, yang apapun bentuknya hendaknya mempunyai criteria tertentu.
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist,danlain-lain.

Test Kondisi Fisik
Ada beberapa macam test yang di kemukakan oleh Cahyo Yuwono dalam buku ajar tes dan pengukuran penjasorkes, yaitu :
Test Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat dengan tanpa kehilangan keseimbangan. Macam test kelincahan diantaranya adalah, squat thrust, dogging run.

Test Keseimbangan.
Terdapat dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan dalam keadaan diam, sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbangan dalam keadan bergerak. Macam tesnya antara lain stork stand, bass stick test.

Test Koordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja. Bentuk tesnya antaralain lempar tangkap bola tenis, soccer wall volley test.

Test Power
Power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan eksplosif yang di bedakan menjadi dua yaitu asiklik dan siklik. Macam tesnya antara lain adalah vertical jump, standing board jump, vertical arm pull, two hand medicine ball put, vertical power jump, margarita kalaman power test.

Test Waktu Reaksi.
Waktu reaksi adalah periode antara diterima rangsang dengan permulaan munculnya jawaban. Bentuk tesnya diantaranya adalah nelson hand reaction test.

Test Daya Tahan Kardiovaskuler
Kapasitas system sirkulasi ( jantung, pembuluh darah dan darah ) dan system respirasi ( paru ) untuk menyampaikan oksigen keotot yang sedang bekerja dan mengangkut limbah otot tersebut, kegiatan tersebut dikatagorikan sebagai daya tahan kardiovaskuler. Macam tesnya antara lain multistage fitness tes, havard step tes.

Test Kelentukan
Kelentukan merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot. Macam tesnya antara lain sit and reach, bridge up/kayang, split.
Test Kekuatan
Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Macam tesnya antara lain expanding dynamometer, back dynamometer, grip streng tes, leg dynamometer, sit up.
Test Daya Tahan Otot
Daya tahan adalah kemapuan otot untuk melakukan kerja secara terus menerus dalam waktu relative lama dengan beban tertentu. Bentuk tesnya antara lain pull up tes, sit up, flexed arm hang, push up tes.
Tes Kesegaran Jasmani
Pada dasarnya adalah bagian dari upaya pembinaan fisik, karena dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas orang yang di tes. Setiap upaya pembinaan selalu dinilai seberapa jauh keberhasilan upaya tersebut. Keberhasilan pembinaan kesegaran jasmani di nilai dengan menyelenggarakan tes kesegaran jasmani. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia adalah salah satu bentuk tolok ukur kesegaran jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu bentuk pembinaan kesegaran jasmani bagi anak didik. (TKJI,2007:29)

METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data dengan survey teknik tes
Langkah-langkah yang ditempuh supaya tidak terjadi salah langkah dalam pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu :.

Menentukan Populasi
Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi yang direncanakan dalam rencana penelitian dapat disebut populasi target. Populasi target ini dapat berupa jumlah obyek yang di tetapkan peneliti. (Sukardi, 2008: 53). Berdasarkan pengertian di atas maka populasi ini adalah semua siswa Kelas empat dan semua siswa kelas lima pada SD Negeri Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2009 / 2010, dengan jumlah 87 siwa yang terdiri dari 26 siswa putri kelas empat, 20 siswa putra kelas empat, 24 siswa pitri kelas lima dan 17 siswa putra.
Menentukan Sampel
Sample adalah sebagian atau wakil populasinya adalah sebanya 87 siswa Sekolah Dasar, yang akan diambil sebagai sample adalah sebayak 100% dari jumlah populasi. Jadi penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi dengan teknik total sampling. Hal ini dengan alasan sebagai berikut:
1. Agar hasil penelitian dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
2. Jumlah populasinya tergolong kecil yang memungkinkan setiap anggota populasi menjadi sampel.
Menentukan Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian merupakan objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian, objek tersebut sering kita sebut sebagai gejala, sedang gejala-gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenisnya maupun tingkatnya disebut variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas empat dan kelas lima Sekolah Dasar Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009 / 2010

Pengambilan data dengan test TKJI
Metode ini digunakan pada saat survey test, yaitu untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah yang bersangkutan. Untuk memperoleh data tentang kesegaran jasmani siswa kelas empat dan kelas lima SD Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga melalui teknik seragkaian tes lapangan berupa :
1. Lari 40 meter
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari dengan menempuh jarak 40 M dalam satuan detik, pengambilan waktu dua angka dibelakang koma (stop watch digital) tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kecepatan, karena merupakan unsur dalam kesegaran jasmani.
2. Gantung siku tekuk
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai peserta dalam mempertahankan sikap gantung siku tekuk dalam satuan detik. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu.
3. Baring duduk 30 detik
Hasil yang dicapai adalah banyaknya jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik, peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol). Tujuan dari tes ini untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
4. Loncat Tegak
Hasil yang dicatat adalah selisih antara raihan loncatan raihan tegak peserta melakukan 3 X loncatan dan selisih terbesar diambil. Tujaun dari tes ini adalah mengukur daya ledak otot tungkai.
5. Lari 600 meter
Hasil yang dicatat adalah waktu yang ditempuh pelari dengan jarak 600 M dalam satuan menit dan detik. Pengambilan waktu dilakukan pada saat bendera start diangkat sampai tepat melewati garis final. Tujuan dari tes ini adalah untuk daya tahan jantung, peredaran darah dan perut.

Kesahihan Rangkaian Tes Kesegaran Jasmani.
Rangkain tes ini mempunyai standar nilai kesahihan dengan validitas dan reliabilitas yang di tentukan. Rangkaian tes kesegaran jasmani untuk anak umur 10 – 12 tahun mempunyai nilai validitas :
a. Untuk putra 0.884 (Aitken)
b. Untuk putri 0.894 (Aitken)
Sebuah intrumen dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena intrumen tersebut sudah di ukur dengan tingkat reliabilitas. Rangkaian tes kesegaran jasmani untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai reliabilitas :
a. Untuk putra 0,911
b. Untuk putri 0,942

Fasilitas dan Peralatan
Rangkain tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10 – 12 tahun memerlukan beberapa peralatan dan fasilitas seperti:
a. Tempat / lokasi.
Tempat yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang ada di sekolah yaitu halaman dan jalan di kampung di belakang sekolah.
b. Stopwatch
Stopwach sangat penting digunakan untuk mengambil waktu yang di capai dalam tes.
c. Kapur
Kapur di gunakan untuk membuat garis start dan finis serta dipergunakan dalam loncat tegak.
d. Bendera Start
Bendera start digunakan dalam pemberangkatan start lari.
e. Peluit
Peliut digunakan untuk mengumpulkan siswa dan member aba-aba.
f. Nomor dada
Nomor dada digunakan untuk mempermudah petugas mengidentifikasi peserta dalam mencatat hasil tes kesegaran jasmani.
g. Roll meter
Di gunakan untuk mengukur lintasan lari.
h. Palang tunggal
Di gunakan untuk tes gantung siku tekuk.
i. Papan bersekala
Di gunakan untuk tes loncat tegak
j. Formulir tes
Digunakan untuk mencatat hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tes.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data sebagai factor penting dalam penelitian. Metode kali ini yang digunakan adalah dengan metode survey dengan teknik tes dengan prosedur sebagai berikut :
Persiapan
Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah mengurus segala bentuk perijinan dan persetujuan dengan instansi terkait, pendataan siswa yang akan menjalani tes kesegaran jasmani, pendataan personil pembantu pelaksana, dan pendataan peralatan yang akan digunakan.

Pelaksanaan
Pelaksanaan tes kesegaran jasmani ini berpedoman pada prinsip dasar sebagai berikut :
1. Tes tidak dapat dilaksanakan secara bertahap. Seluruh butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu tanpa terputus.
2. Saat perpindahan butir tes yang satu ke butir tes yang berikutnya diusahakan tidak memberikan waktu bagi peserta untuk istirahat.
3. Perpindahan dari butir tes yang satu ke butir tes berikutnya tidak lebih dari 3 menit.
4. Urutan pelaksanan tes sesuai ketentuan, tidak boleh diacak.

Cara Penilaian
Urutan pelaksanaan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun adalah sebagai berikut :
Pertama : lari 40 meter, untuk mengukur kecepatan
Kedua : gantung siku tekuk, untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu.
Ketiga : baring duduk 30 detik, untuk mengukur kekuatan dan ketahan Otot perut.
Keempat : loncat tegak, untuk mengukur tenaga ekplosif otot kaki / tungkai.
Kelima : lari 600 meter, untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan.
Prestasi dari setiap bitir tes yang diperoleh anak merupakan hasil kasar. Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang dicapai tersebut, karena satuan ukuran yang dipergunakan masing –masing butir tes tidak sama yaitu :
a. Lari dan gantung siku tekuk menggunakan satuan ukuran waktu.
b. Baring duduk menggunakan ukuran jumlah ulangan gerak.
c. Loncat tegak menggunakan ukuran centimeter.
Satuan ukuran yang berbeda-beda diatas perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama yaitu satuan ukuran nilai. Table nilai tes kesegaran jasmani untuk anak umur 10 – 12 tahun putra dan putri tertera pada table berikut :


Tabel nilai TKJI untuk anak usia 10-12 tahun Putri.
Lari 40 m
(detik) Gantung siku tekuk (detik ) Baring duduk (30detik) Loncat tegak (centimeter) Lari 600m (detik) Nilai
Sd – 6,7” 40” ke atas 20 ke atas 42 ke atas Sd – 2’32” 5
6,8” – 7,5” 20” – 39” 14 – 19 34 – 41 2’33” – 2’54” 4
7,5” – 8,3” 8” – 19” 7 – 13 28 – 33 2’55” – 3’28” 3
8,4” – 9,6” 2” – 7” 2 – 6 21 – 27 3’29” – 4’22” 2
9,7” – dst 0” – 1” 0 – 1 20 dst 4’23” dst 1



Tabel norma tes kesegaran jasmani Indonesia.
No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22 – 25 Baik Sekali (BS)
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 – 13 Kurang (K)
5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)


Analisis Data.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan menjadi berarti apabila dilah dan dianalisa. Pemilihan metode analisa data yang tepat menjadi salah satu factor yang penting dalam proses pengambilan kesimpulan. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa angka – angka maka metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode analisis data statistik, sesuai pendapat Sutrino Hadi (1987:221), bahwa cara – cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data dengan menganalisa data penelitian yang berupa angka-angka adalah dengan statistik.
Metode analisis data statistic akan dapat memberikan efisiensi dan efektifitas kerja, karena dapat membuat data menjadi lebih ringkas. Sedangkan teknik yang dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistic deskripsi dengan metode analisis deskriptif persentase.
Hasil pengolahan data yang akan dihitung adalah hasil nilai rata-rata persentase siswa yang mengikuti tes kesegaran jasmani ini.

Variable Yang Mempengaruhi
Penelitian ini sebenarnya sudah diusahakan semaksimal mungkin untuk menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama melakukan pengambilan data penelitian. Factor yangdapat mempengaruhi dan usaha untuk menghindarkanya diantaranya adalah :

Faktor Kesungguhan Hati
Kesungguhan hati dari masing-masing peserta tes tidaklah sama, hal ini bisa mempengaruhi hasil penelitian. Upaya yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut diantaranya adalah dengan memberikan motivasi terlebih dahulu dan pada saat pelaksanaan tes setiap butir tes petugas yang pelaksananya adalah dua orang guru.


Faktor Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian mempunyai peran yang sangat penting dalam pengambilan data, oleh karena itu perlu dilakukan uji coba dan pengecekan alat terlebih dahulu.
Faktor Cuaca
Pelaksanaan tes yang dilakukan di lapangan terbuka menyebabkan cuaca menjadi factor yang sangat penting. Apabila terjadi hujan atau cuaca yang tidak mendukung maka tes akan di tunda atau diganti di hari berikutnya.
Factor Tenaga Penilai
Kecermatan dan ketelitian dari tenaga penilai merupakan factor yang penting dalam pengambilan data, untuk itu petugas yang dipilih adalah yang mengetahui persis cara pelaksanaan, peraturan, proses penilaian, dan pemakaian alat, sehingga tes dapat berjalan dengan lancar.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam pengambilan data penelitian adalah menggunakan metode survey teknik tes. Tes yang dilakukan tersebut digunakan untuk memperoleh data lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter. Data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk setiap item tes kesegaran jasmani yang dilakukan siswa kelas empat dan kelas lima SD Negeri Cebongan 02 Salatiga, di dapatkan hasil skor tertinggi dan terendah yang berdasarkan analisis data maka dapat disajikan diskripsi hasil penelitian.
Analisis perhitungan rata-rata dan persentase untuk masing-masing butir tes berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat pada table – table berikut :
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Kesegaran Jasmani Siswa Keseluruhan Kelas
IV dan Kelas V disekolah.
NO NILAI FREKUENSI PERSENTASE KATEGORI
1 22 - 25 0 0.00% Baik Sekali (BS)
2 18 - 21 5 5.75% Baik (B)
3 14 - 17 33 37.93% Sedang (S)
4 10 - 13 41 47.13% Kurang (K)
5 5 - 9 8 9.20% Kurang Sekali (KS)
Jumlah 87 100.00%


Hasil secara keseluruhan Tes Kesegaran Jasmani siswa kelas IV dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dapat diketahui bahwa rata – rata tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV dan kelas V Sekolah Dasar Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 1009/2010 mencapai nilai 12,76 (tabel 4.13). Berdasarkan norma tes kesegaran jasmani Indonesia pada kisaran nilai 10 – 13, yang berarti masuk pada kategori Kurang (K).

Kategori Baik Sekali (BS).
Tidak ada satupun dari 87 siswa kelas IV dan Kelas V SD Negeri Cebongan 02 Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 yang berkategori baik sekali.

Kategori Baik (B)
Sebanyak 5 siswa atau mencapai 6,12 % dari seluruh siswa kelas IV dan kelas VSD Negeri Cebongan 02 Salatiga tahun pelajaran 2009 / 2010 yang berkategori baik (B).

Kategori Sedang (S)
Sebanyak 33 siswa atau mencapai 37,93% dari seluruh siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri Cebongan 02 Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 yang berkategori sedang (S).

Kategori Kurang (K)
Sebanyak 41 siswa atau mencapai 47,13% dari seluruh siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri Cebongan 02 Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 yang berkategori Kurang (K).4.1.5. Kategori Kurang Sekali (KS).
Sebanyak 8 siswa atau mencapai 9,20 % dari seluruh siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri Cebongan 02 Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 yang berkategori Kurang Sekali (KS).
Pembahasan.
Hasil rata – rata tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga yang hanya mencapai nilai 12,76 yang masuk kategori kurang, ini menunjukkan secara umum hampir semua siswa SD Negeri Cebongan 02 kecamatan Argomulyo Kota Salatiga kurang olah raga / latihan fisik.
Lima siswa dari 87 siwa kelas IV dan kelas V yang berkategori baik, empat diantaranya teryata adalah atlet yang pernah menjadi duta sekolah dalam POPDA SD tahun 2009 kemarin baik tingkat Kecamatan maupun tingkat kota Salatiga, bahkan satu di antanya yaitu Cyndi Putri D.S adalah atlet Karate yang mewakili Salatiga pada POPDA SD di tingkat Propinsi Jawa Tengah. Dari pengamatan sepintas yang penulis lakukan ketika pelaksanaan tes kesegaran jasmani, siswa yang memperoleh kategori baik dan sedang, di dalam pelaksanaan tes tampak antusias dan bersungguh sungguh dalam berusaha menyelesaikan tahapan tes. Hasil terbanyak adalah yang berkategori kurang, yaitu mencapai 47,13% dengan jumlah siswa mencapai 41 siswa dan kurang sekali sebanyak 8 siswa atau mencapai 9,20%. Semua ini tidak lepas dari kondisi dan situasi yang ada, dimana tes dilakukan setelah pelaksanaan Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang dilaksanakan selama dua minggu berturut-turut. Praktis pada minggu-minggu tersebut para siswa akan mengurangi kegiatan – kegiatan geraknya baik di sekolah maupun di rumah. Dalam masa-masa seperti ini biasanya para orang tua akan melarang mereka bermain dan sebaliknya akan mendorong anaknya untuk belajar di rumah untuk menghadapi UAS dan UKK.
Dari fakta hasil penelitian tingkat kesegaran jasmani Siswa kelas IV dan kelas V SD Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, kondisi riil para siswa SD Negeri Cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dikaitkan dengan factor – factor yang mempengaruhi kesegaran jasmani yaitu: umur, genetic, makanan, jenis kelamin, dan olahraga.
Factor Umur
Tes yang dilaksanakan menggunakan acuan TKJI tahun 2007 untuk anak usia 10 s/d 12 tahun, sesuai dengan acuan yang ada dimana Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak Indonesia telah mengklasifikasikanya menjadi empat kelompok umur yaitu, kelompok umur 6-9 tahun, kelompok umur 10-12 tahun, kelompok umur 13-15 tahun, dan 16-19 tahun.
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun.
Karakter sample berdasarkan umur dan jenis kelamin tidak ada masalah, karena umur masuk dalam table kategori 10 sampai 12 tahun dan jenis kelamin homogen yaitu semua siswa kelas V dan kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cebongan 02 Salatiga. Dengan demikian factor umur bukan merupakan factor yang mempengaruhi hasil tes, sepanjang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada.
Factor Jenis kelamin
Sampai pada masa pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar.  
Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang jika dilihat dari klasifikasi hasil anak laki-laki dan hasil anak perempuan tidak terjadi perbedaan yang mencolok, dimana hasil nilai rata-rata untuk anak laki – laki adalah 12,76 dengan jumlah sempel 38 anak dan hasil rata-rata untuk anak perempuan adalah 12,83 dengan jumlah sempel 49 anak.

Factor Genetic.
Ada 3 hal penting dalam kebugaran jasmani, yaitu :
1. Fisik, berkenaan dengan otot, tulang, dan bagian lemak.
2. Fungsi Organ, berkenaan dengan efisiensi sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan (paru - paru).
3. Respon Otot, berkenaan dengan kelenturan, kekuatan, kecapatan, dan
kelemahan.
Dari tiga hal tersebut diatas pada fungsi organ yang berkenaan dengan jantung, pembuluh darah, dan pernafasan serta fisik yang berkenaan dengan otot, tulang, dan lemak, kondisi pada masing – masing siswa tidak terlepas dari factor keturunan / genetic.
Faktor genetic sangat menentukan perbedaan tingkat kesegaran jasmani dari masing-masing individu siswa. Orang tua yang mengalami gangguan atau menderita suatu kelainan psikis maupun fisik akan mempengaruhi keturunannya. Demikian pula jika orang tua gemar berolahraga atau mungkin mantan atlet maka akan mendorong anaknya untuk giat berolahraga yang pada akhirnya akan meningkatkan kebugaran anak tersebut.

Factor Makanan.
Anak sekolah pada umumnya mempunyai kondisi gizi yang lebih baik dari pada kelompok balita, karena kelompok umur sekolah mudah dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) yang dilakukan oleh pemerintah dengan sasaran anak – anak sekolah dasar. Ini merupakan wujud upaya peningkatan gizi pada anak –anak usia sekolah disamping upaya-upaya yang lainnya. Pada akhirnya diharapkan tingkat status gizi anak akan menjadi lebih baik. Sebagaiman pendapat Widodo Judarwanto bahwa: Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantiítas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna.(Widodo judarwanto: http://kesulitanmakan. bravehost.com)
Dari segi gizi atau asupan yang dikonsumsi siswa sangat variatif tergantung pada kondidi ekonomi keluarga. Masing-masing siswa memiliki latar belakang kondisi ekonomi yang berbeda. Keluarga ekonomi yang sudah mapan dapat menentukan menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari, sedangkan keluarga ekonomi ke bawah cukup makan dengan menu seadanya. Hal ini sangat berpengaruh pada derajat kesehatan siswa. Penulis melihat hampir pada semua sekolah-sekolah penjual makanan dan minuman yang disajikan nilai gizinya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah. Karena banyak penjual makanan keliling yang menggunakan kendaraan berpindah-pindah mengejar jam istirahat sekolah. Jenis makanan yang dijual masih menggunakan pemanis, pewarna buatan dan pengawet makanan yang lambat laun mempengaruhi kondisi kesehatan siswa. Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004).
Pada akhirnya apabila pemahaman siswa maupun pada orang tua siswa betapa pentingya pengaruh gizi terhadap derajat kebugaran dan kesehatan, karena pada kondisi tertentu apabila terjadi kondisi gizi berlebih akan menghasilkan obisitas/kegemukan, dimana pada umumnya anak-anak yang mengalami kegemukan akan rentan terhadap berbagai penyakit.
Factor Olahraga.
Rutin melakukan aktivitas olahraga bukan cuma meningkatkan stamina tapi juga bisa meningkatkan prestasi di sekolah. Karena itu para orangtua diajak untuk memberi dorongan dan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan aktivitasnya. Kegiatan olahraga juga efektif untuk memupuk sikap sportivitas dalam diri anak. Anak akan diajar untuk menerima keberhasilan atau kegagalan dalam semangat yang positif. Anak juga bisa lebih percaya diri, sebagaimana yang terdapat dalam Kompetensi Dasar Pembelajaran Penjasorkes, yang mensyaratkan nilai – nilai kejujuran, sportivitas, dan semangat yang tinggi. Contoh Kompetensi Dasar Penjas orkes kelas V : KD No.1.2. Mempraktikkan gerak dasar kedalam permainan bola besar sederhana dengan peraturan dimodifikasi serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran
“Olahraga bisa meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta berpengaruh positif pada perilaku anak di kelas,” tutur Rosa Hertamina, psikolog olahraga dari Universitas Tarumanegara Jakarta.(http://whandi.net). Dari pendapat tersebut jika dilihat hasil Tes Kesegaran Jasmani siswa –siswi SD Negeri Cebongan 02 Salatiga, penulis mendapatkan gambaran bahwa murid SD Negeri Cebongan Salatiga kurang olahraga. Olah raga yang hanya satu minggu sekali tampaknya belum memberikan hasil maksimal pada siswa yang berupa meningkatnya daya ingat dan konsentrasi, hal ini terlihat dalam proses belajar mengajar baik di kelas maupun pembelajaran di luar kelas konsentrasi anak masih banyak yang tidak focus, belum lagi ditambah dengan minimya sarana dan prasarana olah raga yang ada di sekolahan. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan beberapa hal berikut agar kondisi kebugaran siswa menjadi lebih baik diantanya adalah dengan :
• Keteraturan melatih kemampuan gerak yang meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan sebagainya.
• Tertib dalam kehidupan sehari-hari dalam pengaturan makanan, istirahat, berlatih, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat.
• Menciptakan lingkungan hidup yang segar, sehat dan menyenangkan.
Dengan demikian factor yang paling dominan mempengaruhi adalah factor olahraga, hal ini dimungkinkan karena minimnya sarana dan prasaran olahraga di sekolah yang di butuhkan oleh anak – anak dalam menunjang aktifitas fisiknya, minimnya gerak yang dilakukan siswa di luar jam sekolah atau pada saat dirumah karena lebih banyak di depan televise dari pada bermain / beraktifitas fisik. Sedangkan factor – factor lainnya sudah barang tentu ikut memberi pengaruh walaupun tidak signifikan.

KESIMPULAN
Kesimpulan.
Kesegaran jasmani pada hakikatnya merupakan kondisi fisik yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kesegaran jasmani di hubungkan dengan usia, bagi anak-anak adalah untuk membantu perkembangan dan pertumbuhannya. Dihubungkan dengan pekerjaan, bagi pelajar adalah untuk meningkatkan dan mempertinggi kemauan belajar, sedangkan bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi.
Peningkatan kesegaran jasmani di lingkunga sekolah yang diharapkan untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena apabila siswa mempunyai kesegaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan kewajiban belajarnya dengan baik pula, nampaknya belum terwujud di SD negeri Cebongan 02 Salatiga ini. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kesegaran jasmani di SD Negeri Cebongan 02 Salatiga, yang pada akhirnya semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa akan semakin tinggi pula gairah siswa untuk belajar. Sehingga tujuan pendidikan yang di cita-citakan akan terwujud.
Berdasarkan kesimpulan tentang kesegaran jasmani dan analisa statistic deskriptif persentase di dapatkan hasil penelitian :
“ Tingkat kesegaran jasmani siswa siswi kelas IV dan kelas V SD Negeri cebongan 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2001/2010 dalam kategori kurang, dari analisis deskriptif persentase menunjukkan angka 47,13% dengan jumlah 41 sampel yang berkategori kurang”.

Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Yang berkategori kurang sekali 9,20% dengan jumlah 8 anak.
2. Yang berkategori kurang 47,13% dengan jumlah 41 anak.
3. Yang berkategori sedang 37,93% dengan jumlah 33 anak.
4. Yang berkategori baik 6,12% dengan jumlah 5 anak.
5. Yang berkategori baik sekali 0% karena tidak ada siswa yang berkategori baik sekali.

Pola hidup sehat
C.STRATEGI TINGKATKAN KESADARAN POLA HIDUP SEHAT MASYARAKAT
Indonesia dengan penduduk sekitar 211-212 juta jiwa telah mengalami kemajuan yang cukup lumayan. Namun begitu masyarakatnya masih perlu mendapat dukungan bagaimana memelihara dirinya untuk tetap hidup sehat. Tiga puluh tahun lalu Indonesia masih berada dalam suasana masyarakat pedesaan yang tradisional, berubah dengan kecepatan yang tinggi.
Sekarang tidak kurang dari 50-60 persen penduduk Indonesia berada dalam suasana masyarakat perkotaan atau setidak-tidaknya mempunyai akses terhadap masyarakat perkotaan, dan sebagian hidup dalam suasana masyarakat atau keluarga perkotaan, biarpun keadaan fisiknya mungkin saja masih seperti dulu. Ini berarti ada kemajuan sekitar 250-300 persen dibandingkan keadaannya pada tahun 1970-an. Berubahnya keadaan, sikap, tingkah laku dan tata nilai kearah masyarakat perkotaan yang bercirikan modern dengan dinamika demografi dan kultural yang tinggi, itu terjadi dalam tempo yang sangat cepat. Proses itu terjadi dalam lingkungan masyarakat yang keanggotaannya hampir sama, tidak ada atau belum sempat terjadi regenerasi atau sosialisasi dengan cukup waktu. Akibatnya tidak jarang terjadi benturan fisik, sosial dan budaya yang memberi tekanan mental spiritual atau stress terpendam berat.

Dukungan Fisik
Harus diakui bahwa kondisi dukungan fisik yang makin baik itu diikuti keadaan lingkungan fisik, flora, fauna, lingkungan sosial dan budaya yang makin kurang simpatik atau tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakatnya yang berkembang. Ini berarti bahwa dalam tigapuluh tahun terakhir ini kemajuan sosial demografis penduduk Indonesia yang melimpah jumlahnya itu sekaligus diikuti oleh berbagai benturan fisik, sosial, mental dan budaya yang sangat dahsyat.
Karena itu biarpun kita telah mampu menurunkan kasus-kasus infeksi, tetapi
bangsa yang sedang bangkit ini mendapat serangan yang sangat dahsyat dari berbagai
penyakit degeneratif yang tingkat sofistikasinya menyamai penyakit yang diderita oleh
bangsa-bangsa maju didunia lainnya. Termasuk di dalamnya serbuan narkoba dan
penyakit lainnya yang berkaitan kesehatan reproduksi remaja, termasuk didalamnya HIV/AIDS.
Meski pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia selama ini telah menghasilkan berbagai kemajuan seperti menurunnya angka kematian bayi dan balita, berkurangnya penyakit menular, serta meningkatnya umur harapan hidup. Namun seiring dengan beberapa keberhasilan tersebut juga terjadi transisi demografi dan epidemiologi, serta meningkatnya penyakit degeneratif atau penyakit yang tidak menular.
Kecenderungan ini juga dipacu oleh berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi yang berakibat pada berubahnya pola hidup generasi muda. Menurut catatan PBB jumlah penduduk yang mengidap HIV telah meningkat dari 34,3 juta jiwa diakhir 1999 menjadi 36,1 juta jiwa di tahun 2001, bahkan ada kecenderungan meningkat pada tahun 2003 mendatang bila tidak ditangani dengan serius. Secara kumulatif tidak kurang dari 19-20 juta telah meninggal dunia karena AIDS.
Komitmen Yang Sama
Karenanya, kita perlu punya suatu komitmen yang sama, yaitu bersatu melawan virus yang sangat jahat itu. Bangsa-bangsa diseluruh dunia harus makin sadar, makin kompak, makin gegap gempita mengembangkan sikap dan tingkah laku anti HIV untuk menyelamatkan umat manusia dari kepunahan karena serangan Virus yang maha dahsyat itu.
Tidak kurang dari delapan lembaga PBB seperti UNICEF, UNDP, UNFPA, UNDCP,ILO, UNESCO,WHO, WORLD BANK, menyatukan diri dan kekuatannya untuk memimpin, mengarahkan dan memberikan bantuan bagi suatu perang melawan virus HIV. Kegiatan delapan lembaga dunia itu disambut oleh lembaga-lembaga serupa di banyak negara. Organisasi dan lembaga pemerintah, masyarakat dan swasta bersamasama segera menyatukan diri dan mengajak semua pihak untuk menggunakan semua pihak untuk mempergunakan ribbon merah sebagai pertanda tekad bersama yang bulat memerangi HIV secara terpadu.
Virus HIV mempunyai cara penyebaran yang unik. Lebih dari 70 persen penderita mendapatkannya karena hubungan seksual, baik bersifat heteroseksual mapun homoseksual. Cara lain karena pemakai narkoba. Mereka menikmati barang terlarang itu dengan cara memakai jarum suntik yang sama secara bergantian. Kalau salah seorang dari pemakai itu mengidap HIV, maka dengan mudah akan ditularkan kepada yang lain.
Cara ketiga, yaitu bila seorang ibu yang mengidap Virus menularkan kepada anaknya selama masa mengandung, pada waktu melahirkan, atau pada waktu menyusui anaknya. Serangan virus itu sangat dahsyat. Para ilmuwan, ahli senjata untuk melawan virus, masih terus berjuang keras untuk menemukan obat yang dapat dipergunakan umat manusia untuk mempertahankan diri, atau untuk menyerang balik. Sampai saat ini
“senjata” itu belum diketemukan. Secara terus terang mereka baru menemukan obat untuk menahan dan memperlambat arus serangan virus itu. Kombinasi beberapa jenis obat, yang sebagian masih dalam fase obat percobaan, di banyak penelitian dan penggunaan terbatas yang berani, baru terbukti bisa memperlambat serangan, dan atau memperlambat berkembangnya Virus HIV itu menjadi semacam kanker AIDS yang mematikan.
Celakanya, kombinasi obat yang sama itu tidak selalu membawa efek yang sama pada penderita lain. Bahkan karena obat-obat itu ada sebagian penderita yang menjadi kebal dan tidak lagi siap untuk menahan virus yang sangat jahat itu.Ringkasnya para ahli obat belum menemukan vaccin atau obat anti HIV yang bisa membuat umat manusia menganggap enteng serangan itu. Namun bagaimanapun juga, kombinasi obat yang sedang hangat-hangatnya di coba di banyak negara maju merupakan kemajuan yang menjanjikan.

Korban Besar
Semenjak awal epidemik sampai sekarang telah jatuh korban yang sangat besar di seluruh dunia. Sejak menjalarnya virus HIV/AIDS dapat dicatat telah ada sekitar 19-20 juta penduduk meninggal dunia karena AIDS. Tidak kurang dari 9 juta jiwa adalah lakilaki potensial dan sebagian besar masih muda. Disamping itu ada sekitar 4 juta anak-anak di bawah usia 15 tahun yang meninggal dunia karena virus yang sama. Pada tahun 1999 saja, selama satu tahun ada sekitar 2,8 juta penderita, orang dewasa dan anak-anak yang meninggal dunia dengan sia-sia. AIDS telah menyebabkan tidak kurang dari 13 juta anak-anak menjadi anak yatim, piatu, atau anak yatim piatu.
Biarpun Virus itu menyebar dan menyerang dengan dahsyat atau dalam bahasa anak muda disebut “menghebohkan”, kita tidak perlu menjadi sangat jijik kepada penderita, atau sangat curiga sesama umat manusia. Virus HIV tidak menular antar umat manusia karena berjabat tangan, saling bersentuhan, ciuman sopan santun yang sederhana, berada dimuka orang yang sedang bersin, makan bersama, mempergunakan toilet bersma, atau bahkan berenang dalam stau kolam renang bersama-sama.

Hikmah yang Salah
Biarpun tidak mudah berpindah dari satu manusia kemanusia yang lain, kita tetap harus berhati-hati. Setiap hari ada 14.000 kasus baru tercatat di seluruh dunia. Pada tahun 2000 yang lalu virus HIV menyerang tidak kurang dari 5,3 juta penderita baru di seluruh dunia. Tidak kurang dari separo penderita baru itu adalah anak-anak muda yang secara tidak sadar sedang menikmati kemerdekaan individu dan menikmati hikmah yang salah dari hak-hak asasi manusia. Anak-anak muda perempuan yang sedang mencari dan memperjuangkan hak-hak persamaannya dengan kaum pria, tentunya masih berada pada titik lemah dan rawan, harus menjadi korban dan penderita yang terbesar dari sarangan maut ini.
Lebih dari 95 persen berasal dari negara berkembang. Selain itu penularan HIV/AIDS juga lebih banyak ditularkan oleh pria yang sering berganti-ganti pasangan. Kaum muda laki-laki, terutama yang muda merupakan bagian terbesar, yaitu sekitar 53 persen, dari pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia. Kaum pria umumnya mempunyai banyak pacar, atau lebih sering melakukan hubungan seksual dengan pacar yang berganti-ganti. Dengan demikian, mempunyai kesempatan untuk menularkan virus HIV kepada kaum perempuan yang lebih banyak.
Kaum pria umumnya mempunyai usia harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan kaum wanita. Ini bisa disebabkan karena kaum laki-laki malas berobat atau tidak terlalu ambil pusing terhadap kesehatannya sendiri. Dengan membudayakan dan meningkatkan komitmen kaum laki-laki, kita berharap bahwa para pemimpin, yang umumnya masih dikuasai kaum laki-laki, dapat memberikan contoh kepemimpinan yang baik kepada anak cucunya.
Dengan contoh kepemimpinan yang lebih baik, diharapkan masyarakat lebihmudah membudayakan hidup sehat sejahtera tanpa virus HIV. Dengan adanya berbagai upaya seperti kampanye ini, di Indonesia banyak organisasi masyarakat yang bergerak membantu masyarakat meningkatkan kesadaran tentang bahaya HIV/AIDS. Mereka menyebarkan informasi, membangu lembagalembaga pelayanan untuk meringankan beban para penderita HIV/AIDS yang ada. Ada juga lembaga yang mengembangkan kegiatan dengan tujuan jangka panjang yang lebih komprehensif.
Mereka mengembangkan pengertian reproduksi melalui pendidikan dan pengajaran pada pendidikan dasar, menengah dan lembaga pendidikan pada umumnya. Ada juga lembaga-lembaga yang mengembangkan upaya lebih drastis, yaitu menuntut agar tempat-tempat hiburan yang merangsang kehidupan seksual di luar lembagaperkawinan di tutup. Upaya-upaya itu ada yang menempuh pendekatan halus dan sangat menyentuh, ada pula yang dilakuikan dengan cara yang dinamis tidak mengenal ampun.
Apapun upaya yang dilakukan, kita harus tetap menghormati hak-hak azasi manusia dan memberdayakan masyarakt dengan sebaik-baiknya agar keputusan yang diambil oleh masyarakat itu menjadi keputusan yang kuat, berlangsung lama dan lestari. Disamping itu agar upaya yang kita lakukan tetap merupakan upaya pemberdayaan sumber daya manusia yang mampu membangun masa depan bangsa yang sejahtera dan penuh kedamaian. Karena itu, menjadi kewajiban kita bersama untuk ikut dalam gerakan mencegah berkembangnya budaya seenak sendiri, semau gue, yang akibatnya sangat merugikan masa depan bangsa.
Karena itu, kita harus bekerja keras membantu pemberdayaan anak-anak muda yang sedang tumbuh, anak-anak muda yang sedang bercinta, agar mereka terhindar dari bahaya yang mengancam dan dapat berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, bisa melanjutkan bangsa dan negaranya dengan baik. Melalui pemikiran-pemikiran yang saya uraikan dalam buku ini, yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan pola dan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk didalamnya memperkenalkan kesehatan reproduksi dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga upaya kita untuk meningkatkan kualitas generasi muda yang sehat bisa terlaksana dimasa mendatang.
Akhirnya, kunci keberhasilan kita dalam menghadapi berbagai gangguan kesehatan, termasuk mengantisipasi serangan virus HIV/AIDS adalah dengan menerapkan pola dan gaya hidup sehat, termasuk didalamnya kesehatan reproduksi baik bagi keluarga maupun dikalangan remaja itu sendiri, sehingga mereka bisa meningkatkan kualitas hidupnya dimasa mendatang yang tantangannya semakin berat.

D.Kegiatan alam bebas
Sisi Positif Kegiatan Alam Bebas yang selama ini banyak di ragukan oleh beberapa kalangan. Bahkan sering kita mendengar sebuah untaian kalimat: Untuk apa naik gunung jika nanti turun juga? Bagi orang awam, mendaki gunung, mengarungi arus deras, menyelusup dalam gelapnya goa, memanjat tebing memang dipandang sebagai suatu kegiatan yang sia - sia.
Kendati begitu, kegiatan petualangan di alam bebas justru semakin berkibar di persada tercinta ini. Sebut saja ekspedisi Seven Summits, ekspedisi Leuser, ekspedisi Memberamo dan masih banyak lagi. Bahkan peminat aktivitas yang sepi tepuk tangan penonton ini semakin menjamur di Nusantara.Lantas, apa yang mendorong para petualang mengeluti dunianya, hingga mereka cuek saja terhadap pandangan awam? Sebenarnya para petualangan itu pada awalnya berangkat dari rasa iseng belaka, ikut - ikutan dan sekedar pemuas rasa ingin tahu mereka. Namun apa pun awal perkenalan dengan dunia petualangan, yang jelas mereka langsung ketagihan dengan dunia itu. Seolah - olah alam bebas bagai magnit yang terus menarik - narik mereka untuk kembali berpetualang kembali.
            Biarpun kita mendaki gunung yang sama, pengalaman yang kita peroleh selalu berbeda. Artinya para petualang selalu mencari hal baru / tantangan baru dan bagaimana cara mengatasi tantangan itulah yang menyebabkan mereka selalu kembali ke alam bebas. Selain itu, tentu saja pemandangan indah yang ditawarkan alam bebas berperan besar dalam membujuk para petualang untuk turun kembali ke alam bebas.
            Pada mulanya mereka memang mendapat kepuasan setelah menjawab tantangan dan menikmati panorama indah yang disodorkan alam bebas. Tetapi dari pengalaman naik turun gunung itu, pelan - pelan mereka mendapat sesuatu yang lebih. Bukan lagi sekedar kepuasan mencapai puncak ketinggian. Sifat - sifat positif secara perlahan akan terbentuk, sifat - sifat yang memang diperlukan pada saat - saat bertualang maupun dalam kehidupan sehari - hari.

Sifat - sifat tersebut misalnya, berani mengambil keputusan. Di dalam situasi yang kritis, kita dituntut untuk secepat mungkin mengambil keputusan dengan bijak dan kepala dingin. Dan yang pasti keputusan tersebut tidak akan membahayakan keseluruhan tim, apalagi pada saat tersebut kita bertindak sebagai ketua rombongan.

Perselisihan bukanlah barang asing dalam dunia petualangan. Yang muncul akibat kondisi mental dan phisik yang sudah letih, sehingga kita mudah sekali tersinggung. Tapi karena kondisi alam bebas yang menuntut kerjasama, para petualang tidak bisa mengumbar emosinya begitu saja. Sedikit demi sedikit emosi pun dapat dikendalikan, sehingga tidak tertutup kemungkinan perselisihan terlupakan.

Dengan naik gunung pun kita berlatih memotivasi diri. Karena di gunung yang menjadi penghalang utama adalah si pendaki itu sendiri. Capek - lah, dingin - lah, masih jauh - lah hingga mereka tidak mau melanjutkan perjalanannya. Kalau saja mereka bisa mengalahkan perasaan itu dalam kehidupan sehari - hari, ini bisa sangat berguna pada saat kita menghadapi masalah pelik.

Begitu juga dengan sifat cermat membuat perhitungan dan tidak mudah mengeluh. Kondisi alam bebas yang sulit diduga menuntut persiapan dan perhitungan yang matang, kalaupun ada yang meleset harus kita hadapi dengan pikiran dingin dan lapang dada tanpa saling menyalahkan. Di tengah hutan kita akan mengeluh kepada siapa, toh yang kita keluhi pun dalam kondisi yang sama, malah - malah keluhan kita bisa mengendorkan mentalitas rekan lainnya.

Dalam melakukan aktivitas ini kita dituntut untuk selalu jujur, misal suatu ketika kita melakukan pendakian seorang diri dan tidak mencapai puncak. Bisa saja kita bilang sampai dipuncak, toh tak ada saksi yang akan menyanggahnya, disinilah kita harus jujur, karena pengalaman yang terjadi mungkin berguna bagi teman - teman yang lain. Bila kita sudah mencapai tahap ini, puncak bukan lagi menjadi sasaran utama. Begitu pula dengan kebanggaan yang dulu sampai - sampai bisa menyesakkan dada karena berhasil menaklukkan sebuah puncak, perlahan akan hilang. Karena yang lebih esensi dalam tahap ini adalah bagaimana kita mendapatkan tantangan baru dan bagaimana memecahkannya.

Juga mengurangi nafsu merusak seperti corat - coret, memetik 
Edelweis dan membuang sampah sembarangan sudah lama mereka tinggalkan. Karena motto “Jangan ambil sesuatu kecuali photo dan jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak“ sudah melekat pada diri mereka. Tetapi semua ini adalah proses yang harus dilalui oleh semua orang untuk menjadi pecinta alam sejati.

Untuk menjadi seorang petualang yang baik kita harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup, peralatan dan perbekalan yang memadai, mental dan phisik yang baik serta daya juang yang tinggi. Tanpa itu jangan harap kita bisa selamat dalam melaksanakan aktivitas petualangan, sedangkan mereka yang telah cukup memiliki segala sesuatunya pun terkadang tidak luput dari resiko berat aktivitas outdoor sport ini.

Semua aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai resiko, begitu pula dengan aktivitas petualangan di alam bebas. Ibaratkan seorang pelaut yang harus meninggalkan keluarganya berbulan - bulan, itu adalah resiko dari profesi keahlian yang digelutinya.

Kaum awam seringkali mengidentifikasikan kegiatan outdoor sport sebagai aktivitas yang dekat dengan kematian, padahal para petualang sebetulnya adalah orang - orang yang menghargai kehidupan, hal ini terlihat bagaimana mereka menerapkan safety procedure dalam setiap aktivitasnya. Kalau bicara soal kematian, di atas tempat tidur pun apabila Tuhan menghendaki, kita semua bisa mati atau bisa kita lihat bagaimana banyaknya orang mati karena kecelakaan lalu lintas. Jadi tidak perlu takut melakukan aktivitas petualangan di alam bebas.

E.Kegiatan di sekolah
MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA
Oleh: Agus Mahendra

Keterpurukan olahraga kita di Busan pada Asian Games XIV yang lalu, telah mendorong penulis untuk memikirkan sebab-sebabnya. Pokok persoalan yang mengemuka, ternyata terletak pada kesalahan kita dalam menata sistem pembinaan olahraga kita. Selama ini, proses pembinaan olahraga kita lebih diwarnai corak potong kompas (crash program), sehingga tidak pernah memperlihatkan hasil yang konsisten. Kemajuan mungkin tetap ada, tetapi sulit dipertahankan konsistensinya. Apa yang dapat penulis pahami, masyarakat olahraga kita masih salah dalam mengimplementasikan pola pembinaan yang dikatakannya mengikuti pola piramid.
Model pembinaan bentuk segi tiga atau sering disebut pola piramid seharusnya berporos pada proses pembinaan yang bersinambung. Dikatakan bersinambung (kontinum) karena pola itu harus didasari cara pandang (paradigma) yang utuh dalam memaknai program pemassalan dan pembibitan dengan program pembinaan prestasinya. Artinya, program tersebut memandang penting arti pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program pengembangannya dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi intramural dan idealnya tergodok dalam program kompetisi interskolastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk training camp bagi para bibit atlet yang sudah terbukti berbakat.
Dengan demikian,  corak ini dapat dipastikan agak berbeda dari yang ditempuh dalam pembinaan olahraga di Indonesia umumnya, misalnya program PPLP dan Ragunan, yang biasanya melupakan arti penting dari program penjas dan program olahraga rekreasi, tetapi langsung diorientasikan kepada puncak tertinggi dari model piramid. Yang ada bukan gambar pola piramid, tetapi lebih berupa gambar sebuah pencil (orang lebih suka menyebutnya sebagai flag pole model yang berarti model tiang bendera).
Secara tradisional, program pengajaran pendidikan jasmani digambarkan sebagai lantai dasar dari sebuah segitiga sama kaki, atau yang sering disebut sebagai bentuk piramid. Tepat di atasnya terdapat program olahraga rekreasi, atau lajim pula disebut program klub olahraga. Sedangkan di puncak segitiga terletak program olahraga prestasi.
Model Konseptual Hubungan antara Penjas dan Olahraga
Program pengajaran pendidikan jasmani adalah tempat untuk mengajarkan keterampilan, strategi, konsep-konsep, serta pengetahuan esensial yang berkaitan dengan hubungan antara kegiatan fisik dengan perkembangan fisik, otot dan syaraf, kognitif, sosial serta emosional anak. Ini berarti bahwa program pendidikan jasmani yang baik bertindak sebagai dasar yang kokoh dan solid untuk seluruh program olahraga dan aktivitas fisik di sekolah dan masyarakat.
        
    Pada tahap kedua, program olahraga yang bersifat rekreasi (dalam klub olahraga sekolah) merupakan upaya pengembangan dan perluasan program pendidikan jasmani yang sifatnya inklusif untuk semua anak. Pada program rekreasi inilah para siswa diperkenankan untuk memilih cabang olahraga yang diminatinya, serta disesuaikan dengan potensi atau bakat dirinya. Program ini di Indonesia lazim disebut  program ekstra-kurikuler, yang seharusnya menyediakan kegiatan-kegiatan olahraga di luar struktur kurikulum dan program pendidikan jasmani.
Pada sekolah-sekolah di negara-negara yang menganut sistem olahraga melalui persekolahan, program olahraga ekstra-kurikuler ini dikelola oleh klub-klub olahraga yang dikembangkan di sekolah dengan sistem voluntir dan sekaligus bersifat wirausaha. Klub tersebut didirikan oleh organisasi sosial yang beragam, dari mulai perkumpulan orang tua, kepemudaan, klub olahraga murni, hingga para guru penjas sekolah yang bersangkutan, yang mengelola klubnya dengan format kewirausahaan bekerja sama dengan pihak sekolah.
            Dengan format tersebut, para pengelola menggalang kerjasama dengan sekolah. Mereka mengajukan proposal kepada sekolah untuk menggunakan fasilitas sekolah, dengan perjanjian kerjasama bagi hasil atau sewa kontrak; sedangkan pihak pengelola menyediakan program, pelatih, serta mengelola dana yang dibayarkan anak/siswa anggota klubnya. Dengan demikian, di sekolah tersebut bisa berdiri bermacam-macam klub olahraga, dari mulai olahraga individual seperti atletik, senam dan renang, olahraga beregu seperti cabang permainan (voli, basket, sepak bola, bola tangan), olahraga beladiri hingga olahraga petualangan atau pencinta alam.
            Program yang ditawarkan oleh klub-klub tersebut bervariasi dari yang sifatnya rekreatif hingga ke tingkat persiapan untuk memasuki olahraga prestasi. Hal ini biasanya ditunjang oleh kurikulum pengembangan yang jelas, yang biasanya merupakan pengadopsian dari sistem pembinaan yang dikembangkan oleh setiap induk organisasi olahraga. Dengan demikian, pada program klub olahraga ini setiap pesertanya secara jelas terpetakan posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan, atau level mahir.
            Dengan sistem semacam itu, yang mana setiap level menunjukkan tingkat penguasaan keterampilan tertentu yang juga sudah ditentukan, akan cukup jelas kapan siswa dapat meningkat atau memperbaiki levelnya ke level berikut, serta persyaratan kompetensi apa yang harus dilewatinya melalui sebuah mekanisme ujian kenaikan tingkat atau melalui kejuaraan. Di samping itu, cukup jelas juga kewenangan pelatih dan penguji (wasit), yang untuk mampu menjalankan fungsinya pada level tertentu pun harus pula memiliki kompetensi dan kewenangan pada peringkat tertentu, apakah ia pelatih atau wasit pemula, pelatih atau wasit lanjutan, atau termasuk pelatih atau wasit tingkat mahir (nasional) dan bahkan tingkat internasional.
            Tidak kalah pentingnya dari sistem yang diberlakukan pada klub-klub sekolah di atas adalah (menciptakan) sistem kompetisi yang teratur dan tersistem. Kompetisi merupakan sebuah kewajiban bagi klub yang ada di sekolah, untuk minimal menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah tersebut, atau lajim di sebut program intramural. Bahkan kalau mungkin klub yang bersangkutan mampu  (menciptakan) menyelenggarakan program kompetisi ekstramular (antar sekolah) melalui cara kerja sama dengan klub cabang olahraga sejenis yang ada di sekolah-sekolah lain untuk bertindak sebagai penyelenggara. Sifat kompetisi dirancang dalam format yang sangat sederhana, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi, tetapi mampu membangkitkan nilai kebanggaan pada para pesertanya, serta yang paling penting adalah dimanfaatkannya kompetisi itu sebagai ajang untuk membina nilai dan sifat-sifat luhur keolahragaan bagi para peserta. Dengan demikian, siswa mampu menyelami dan menginternalisasi nilai-nilai sportivitas, fair play, kejujuran, semangat pantang menyerah, menghargai keunggulan diri sendiri dan lawan, serta membina semangat kerja sama, korp, serta menjunjung sikap hormat pada orang lain.
            Pada tataran terakhir, program olahraga prestasi sebenarnya merupakan kelanjutan dari dua program sebelumnya. Pada tataran ini, para guru penjas dan para pelatih memanfaatkan tersedianya data mengenai potensi dan bakat anak dari masing-masing sekolahnya untuk disalurkan pada program pemuncakan dalam bentuk training camp.
            Training camp adalah suatu program yang dirancang atas inisiatif masyarakat olahraga, untuk menyediakan program yang selaras dengan misi peningkatan prestasi tanpa harus kehilangan dasar pengembangan dan menelantarkan landasan di tahap paling dasar; pendidikan jasmani. Program ini disediakan dalam bentuk sport centers, yang formatnya bisa bervariasi di antara kabupaten atau kota, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan fasilitas serta sumber daya manusianya.
            Idealnya, training camp dalam format sport center ini dimiliki oleh setiap kota atau kabupaten, didasarkan pembagian wilayah. Maksudnya, jika sebuah kabupaten atau kota terdiri dari empat wilayah, maka minimal di satu wilayah terdapat satu sport centers, yang masing-masing sport centers tersebut mampu menyediakan beberapa program training camp untuk cabang olahraga yang dijadikan andalan kabupaten atau kota tersebut.
            Setiap sport centers dikelola oleh para profesional di bidangnya masing-masing, dengan program dan kegiatan yang selalu direncanakan dan diperbaiki secara berkala, sehingga mampu menampung para siswa potensial dan berbakat dari setiap jenjang sekolah. Program training camp ini dapat diibaratkan sebagai sebuah elite stream, yang mendampingi dan melanjutkan program dari klub olahraga yang bisa juga disebut sebagai recretional stream.
            Istilah recreational stream dan elite stream sudah lama dikenal dalam sistem pengembangan suatu cabang olahraga di negara maju. Recreational stream adalah sebuah program yang disediakan bagi seluruh siswa yang berminat memasuki suatu klub cabang olahraga tertentu, dengan tujuan memberikan pengenalan terhadap dasar-dasar keterampilan gerak olahraga sekaligus menanamkan rasa kesukaan dan kecintaan anak terhadap cabang olahraga yang diikutinya. Mengingat programnya ditujukan bagi mayoritas anak, maka program yang ditawarkan pun dirancang agar bisa sesuai dengan mayoritas anak; tidak terlalu sulit, dan memungkinkan anak bergerak maju sesuai dengan tingkat kemampuannya tanpa harus dipaksakan. Peningkatan peringkat anak ditentukan oleh tingkat penguasaannya terhadap paket yang sudah disediakan pada peringkat itu. Jika seorang anak dipandang sudah mampu menguasai 70 s/d 80 persen dari keterampilan yang disyaratkan, maka anak itu dapat meningkat ke peringkat selanjutnya.
            Di pihak lain, elite stream adalah program yang dirancang khusus untuk anak-anak yang dianggap berbakat, terutama setelah diyakini berbakat melalui pengujian pemanduan bakat, baik secara antropometrik, biomotorik, serta psikologik dari cabang olahraga yang diikutinya. Program yang dirancang pada elite stream ini harus memungkinkan anak meningkat prestasinya secara meyakinkan, karena programnya sudah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan prinsip-prinsip training, termasuk pula dalam hal intensitas, volume, durasi, serta frekuensinya. Dengan demikian, anak-anak yang akan dilibatkan dalam elite stream adalah anak-anak atau siswa yang sudah dipastikan mampu mengikuti secara ketat dan teratur program yang disediakan.
            Jika proses pembinaan di Indonesia sudah mengikuti alur seperti yang diuraikan di atas, barulah kita bisa mengatakan bahwa pola pembinaan kita mengikuti pola piramid. Dan hanya dengan cara seperti itulah prestasi olahraga Indonesia dapat dibangkitkan kembali. Untuk itu, kualitas program pendidikan jasmani di sekolah perlu diperbaiki, program pendidikan kepelatihan harus pula diperbaiki, terutama supaya para lulusannya tidak terlalu bertumpu pada keharusan menjadi guru dan pegawai negeri; di samping itu, setiap induk organisasi pun harus diberdayakan, sehingga mereka mampu mengerti dan sanggup membuat sistem bagi cabang olahraganya masing-masing; dan yang terlebih penting dari itu semua, cara pandang kita terhadap pengelolaan olahraga harus bersifat memberdayakan serta mensinergikan semua pihak


Penutup

Puji syukur tak akan hentinya kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kita kenikmatan iman,islam,dan masih banyak lagi.Shalawat bermahkotakan salam tak pernah lupa kita lafadzkan kepada nabi terakhir, yakni nabi Muhammad SAW. Yang walaupun kita tidak sempat melihatnya namun masih melekat di hati kita untku selalu meneruskan perjuangannya, yang telah berhasil menyebarkan agama islam ke seluruh penjuru dunia.
Alhamdullilah tugas makalah al-islam dan kemuhammadiyahan ini telah selesai,mudah-mudahan bermanfaat bagi orang banyak dan tentunya saran dan kritikan sangat ditunggu oleh penulis agar menjadi bahan pertimbangan agar lebih baik dimasa yang akan datang.
Semoga setelah dibuatnya makalah ini makin banyak para kader-kader muda muhammadiyah yang selalu berlomba-lomba pada kebaikan serta berdakwah amar ma’ruf nahi munkar.Amin


                                                                                                                        Cileungsi
                                                                                                                                               
                                                                                                                         penyusun
                                                                                                       









Daftar pustaka
 (http://kesulitanmakan. bravehost.com)
(http://www.scribd.com /doc /22056994 /kebugaran-jasmani)
.(http://whandi.net)
(http://afand.cybermq.com/post/detail/6966/faktor-faktor-yang-mempengaruhi- kebugaran-jasmani/diunduh2 Mei 2010)
http://pbprimaciptautama .blogspot.com /2007 _05 _ 01_archive.html



No comments: