si pencari ilmu: June 2011

Thursday, June 23, 2011

pengertian keorganisasian

PANITIA PENDIDIKAN DASAR…
MAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK AMIKOM PURWOKERTO
Secretariat: Jln.H.R. Bunyamin Limas Agung P-1 No.1 Purwokerto.

Keorganisasian

Organisasi merupakan “bingkai kerja” seluruh bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan yag telah ditetapkan bersama. Sebagai segi formal administrasi, organisasi mengandung dua pengertian yaitu :
1. sebagai wadah pelaksanaan managerial. Artinya, di dalam wadah ini terkait pola dan struktur yang relatif permanen (rasional).
2. sebagai proses interaksi antar individu yang saling terkait satu sama lain dalam satu ikatan emosional (irrasional)
Unsur dasar yang terkandung dalam organisasi :
1. terdiri dari dua orang atau lebih.
2. Terdapat maksud untuk bekerjasama
3. Pengatur hubungan. Titik beratnya ada pada struktur dan pola hubungan yang jelas.
4. Tujuan yang akan dicapai
Prinsip-prinsip organisasi :
• Perumusan tujuan dengan jelas
• Pembagian kerja
• Pendelegasian
• Rentang kekuasaan
• Tingkat pengawasan
• Satu perintah, satu tanggungjawab
• Koordinasi
• Keseimbangan
• Berkelangsungan
• Fleksibilitas
Pengelolaan Organisasi
I. Pembuatan Proposal
Setiap program yang telah disetujui tidak dengan mudah untuk dilaksanakan, teteapi perlu adanya perencanaan yang lebih matang dan lebih terinci. Sebuah proposal tersebut menjelaskan tentang :
1. Apa nama atau jenis program yang akan dilaksanakan
2. Mengapa program itu dilaksanakan (menjelaskan dasar pemikiran atau pertimbangan)
3. Untuk apa program tersebut dilaksanakan (menjelaskan tujuan program)
4. Isi atau materi, materi apa yang untuk mencapai tujuan tersebut.
5. Pembicara atau pembawa materi, orang-orang yang sesuai dengan materi yang akan dibawakan.
6. Untuk siapa program tersebut dilaksanakan (peserta)
7. Bagaimana program tersebut dilaksanakan


8. Siapa yang menangani program tersebut
9. Kapan program tersebut dilaksanakan
10. Dimana program tersebut dilaksanakan
11. Berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan program tersebut.
II. Penjadwalan Kegiatan
Apabila tahap menetapkan kegiatan sudah dilaksanakan, maka semua kegiatan yang akan dilaksanakan itu disusun dalam suatu waktu tertentu sehingga dapat diperoleh suatu gambaran yang memuat rangkaian kegiatan secara terencana dan terkait satu sama lain. Time schedule tersebut berfungsi sebagai rambu waktu dan disusun bersama-sama dengan panitia yang lain sehingga pengontrolan kegiatan dapat dengan mudah dilakukan.
III. Pembuatan Laporan Kegiatan
Secara umum sebuah laporan dapat dipandang sebagai atau terdiri atas tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan tujuan laporan, menguraikan metode yang digunakan dalam kegiatan yang merupakan subyek laporan.
2. Bagian Inti
Terdiri dari sejumlah bab atau bagian dalam urutan yang logis subyek demi subyek.
3. Penutup
4. Lampiran
Meliputi catatan-catatan yang perlu dicantumkan, tabulasi dan lain-lain
Kegunaan Penulisan Laporan
1. Laporan memuat informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan
2. bentuk dan mutu laporan merupakan indikasi, factor penentu dari hasil kerja yang dibahas dalam laporan.
3. bahwa penulisan laporan akan dinilai sampai batas-batas tertentu berdasarkan mutu karya tulisannya.
Rapat dan Diskusi
Proses interaksi antar manusia akan melahirkan permasalahan-permasalahan yang menuntut sebuah bentuan komuikasi untuk mengatasinya. Untuk mengatasi hal tersebut sering dibentuk sebuah kelompok-kelompok yang membahas tuntas permasalahan-permasalahan tersebut sehingga dihasilkan penyelesaian yang baik. Macam-macam bentukan kelompok tersebut :
1. Rapat Umum
Pertemuan yang dilaksanakan di tempat umum dan dihadiri oleh masyarakat umum atau sebagaian daripadanya.intinya rapat yang pesertanya tidak dibatasi dari kalangannya sendiri. Tujuannya untuk menyampaiakan informasi umum ( seperti kampanye, penyuluhan), dengan maksud untuk menarik minat , menambah pengetahuan, melakukan kegiatan dontasi, seruan spiritual. Kelemahannya, peserta rapat umum mudah berkurang sehingga perlu dikemas dengan sajian yang menarik dan simpatik.
2. Rapat Khusus
Yaitu pertemuan yang dilakukan pada tempat tertentu, peserta dari kalangan sendiri serta membahas masalah khusus yang ada hubungannya dengan organisasi. Istilah yang digunakan antara lain : mosi, resolusi, amandemen, addendum, rekomendasi, mosi tandingan dan amandemen tandingan.
3. Konferensi
Biasanya bertujuan untuk merundingkan suatu permasalahan yang menyangkut organisasi.
4. Debat
Bantahan lisan antar dua orang atau kelompok yang berbeda pendapat dalam batas-batas aturan main.
5. Diskusi
Bertujuan menarik ide-ide peserta untuk dibicarakan bersama-sama dan menghasilkan kesepakatan bulat.
Hal-hal yang Terkait dengan Diskusi
Penyampaian Pendapat
Pendapat disampaikan dengan singkat, jelas dan argumentatif dengan tidak bertele-tele. Sebelum disampaikan akan lebih baik bila disiapkan bahan terlebih dahulu. Bahan dapat berupa data, informasi dan fakta. Prinsip yang digunakan terdiri dari pendahuluan, pembuktian, dan kesimpulan.
Memimpin Forum Diskusi
Tugas pimpinan adalah mengarahkan suasana diskusi berjalan dengan lancar, baik dan tertib. Pembawaan yang tenang dan mantap merupakan kunci awal proses kepemimpinan diskusi.
Pimpinan diskusi harus mengetahui pokok permasalahan yang berkembang, selain itu informasi seputar permasalahan harus disampaikan sehingga peserta tidak keluar dari arah pembicaraan. Disamping itu, pimpinan diskusi harus bijaksana dalam memutuskan suatu kebijakan diskusi, artinya tidak memihak salah satu pendapat tetapi lebih pada upaya mencari jalan tengah yang memuaskan semua pihak. Fungsi utama pimpinan diskusi atau rapat adalah membimbing dengan memberi petunjuk-petunjuk jalannya rapat dan diskusi. Tugas pimpinan rapat :
1. Mempersiapkan rapat atau diskusi
2. Membuka
3. Membimbing dan mengkoordinir
4. Menyimpulkan
5. Mengagendakan pertemuan selanjutnya.
Etika Rapat dan Diskusi
Para peserta harus menghargai pendapat orang lain dan mau menerima perbedaan serta beritikad baik untuk melaksanakan hasil diskusi. Lontaran pendapat dan pernyataan (sanggahan, persetujuan, kritikan, klarifikasi) harus disampaikan dengan sopan, singkat, jelas dan tidak berbelit-belit.
Prosedur Rapat
1. Persiapan Awal
• Waktu dan tempat rapat
• Peserta rapat yang akan diundang
• Sifat dari suatu rapat
• Jadwal waktu pertemuan yang tepat
• Persiapan kesekretariatan
2. Agenda Rapat
• Kegunaan : sebagai alat Bantu bagi peserta rapat untuk melakukan persidangan
• Yang berwenang : disusun oleh sekretaris, atau ketua bersama sekretaris
• Isi agenda :
 Pembukaan
 Pengantar dari pimpinan siding
 Laporan singkat dari rapat yang lalu
 Masalah rapat terdahulu yang belum terselesaikan
 Masalah-masalah baru
 Lain-lain
 Penutup
Tehnik Rapat (Proses Persidangan)
Hal pokok yang di bicarakan dalam ruang lingkup rapat adalah :
1. Menyelenggrakan rapat yang memuat hal-hal :
• Penataan ruang rapat
• Panyediaan sarana rapat
• Informasi untuk kepentingan rapat
2. Mengendalikan sikpa yang mencakup :
• Mengendalikan konflik
• Menjaga pebicaraan agar tidak sampai keluar dari pokok permasalahan
• Menerima atau menolak gagasan seseorang
3. Menggairahkan siding yang mencakup:
• Membuat peserta siding agar tidak merasa lelah
• Membuat agar peserta yang gagasannya ditolak tidak merasa kecewa
4. Proses pengambilan keputusan yang mencakup:
• Menawarkan suatu rumusan
• Meyakinkan peserta rapat
• Memperhatkan reaksi peserta
• Lobbying
5. Menjadi peserta rapat yang produktif, aktif dan kreatif :
• Cara menangggapi usul atau pendapat orang lain
• Cara menyampaikan pendapat dan usul
Beberapa Istilah yang Umum Digunakan dalam Suatu Rapat
1. Point of Order
Pernyataan pengantar dari suatu usul atau perintah dalam suatu acara rapat yang sedang berlangsung.
2. Point of Clearification
Ungkapan untuk menjernihkan kembali pernyataan atau usul yang telah disampaikan, tetapi terjadi penafsiran yang salah oleh peserta.
3. Interupsi
Ungkapan pemotongan terhadap pembicara yang sedang berbicara.

KEPEMIMPINAN
Sejak awal permulaan sejarah, mungkin tidak akan pernah ada masyarakat atau negara yang tidak mempunyai pemimpin; kalaupun ada , pasti tidak akan bertahan lama. begitupun dalam sebuah organisasi, untuk itulah nilai nilkai kepemimpinan memnjadi sangat penting dalam menyelenggarakan urusan – urusan dalam sebuah organisasi.
pengertian kepemimpinan menurut Norman schazkopf
“kepemimpinan adalah gabungan antara strategi dan karakter”
Jenis –jenis kepemimpinan:
1. kepemiomipinan otokratik
- lebih menekankan aspek pemimipinnya dibanding yang dipimpin
- ciri :
- kendali berpusat pada pemimpin
- bawahan tidak memiliki kebebasan
2. kepemimpinan partisipasif
- lebih menekankan pada kesetaraan antara yang memimpin dengan yang dipimpin
3. kepemimipinan laisesfaire
- tipe kepemimpinan yang berciri hubungan antara yang memimpin dengan yang dipimpin lebih pada bawahan dimana memiliki ruang lebih luas dan lebih bebas
Gaya / Model Kepemimpinan
1. model pencerita
ciri ciri kepemimpinan ini, seorang pemimpin sangat kuat untuk mengarahkan kelompok pada tugas, artinya : pemimpin menentukan segala-galanya buat anggota
2. gaya penjual
ciri ciri kepemimpinan ini, seorang pemimpin mampu mengarahkan anggota pemimpin mau menerima pendapat dari anggota
3. gaya partisipasi
ciri ciri kepemimpinan ini, seorang pemimpin punya orientasi yang sangat kuat dan melibatkan bawahan dalam penganbilan keputusan
4. gaya delegasi
ciri ciri kepemimpinan ini adlah
- pemimpin memberikan otonam yang luas pada kelompok untuk melakuakn kegiatan
- gaya kepemim[pinan ini didasarkan atas tingkat kematangan kelompok (anggota)
Watak seorang pemimpin
Sebagai pemimpin dituntut untuk memiliki karakteristik- karakteristik khusus disamping begitu banyak sifat-sifat yang sudah kita bersama. ada sedikitnya 10 watak yang palling dikagumi dari seorang pemimpin adalah sebagai berikut
1. jujur (honest) 5. pandai-cerdas (intelegent)
2. kompeten (competent) 6. obyektif berlaku adil (fair minded)
3. melihat kedepan (forward- looking) 7. berwawasan luas (broad minded)
4. selalu memicu inspirasi (inspirising)8. berani menganbil resiko (corageous)

9. tidak basa-basi, langsung pada persoalan (straigh forward)
10. penuh imajinasi (imajinative)




ORGANISASI
MAHASISWA INFORMATIKA PEDULI LINGKUNGAN
MIPL
STMIK AMIKOM PURWOKERTO

Tak ada yang dapat kami berikan.
Kami hanya menawarkan sebuah ruang.
Ruang belajar tanpa batas dalam dunia Kepepedulian lingkungan

1.Latar Belakang dan Sejarah
Pada awalnya Pecinta alam AMIKOM merupakan wadah bagi kelompok kecil mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto STMIK AMIKOM Purwokerto saat itu belum memiliki gedung kampus sendiri, masih bergabung di IMKI Prima Purwokerto yang saat itu berlokasi di Jalan H.R Boenyamin Limas Agung, purwokerto dan mempunyai hobby atau pun ketertarikan yang sama terhadap kegiatan alam bebas. kemudian berkembang dan ada keinginan yang cukup besar dari mahasiswa pada saat itu mempunyai kesamaan hobby dalam kegiatan mountering, yang dilaksanakan ke Gunung Slamet, Jawa Tengah dalam acara pengibaran bendera Merah Putih.untuk menjadikannya sebagai organisasi kepecintaalaman dibawah lembaga / naungan STMIK AMIKOM Purwokerto. pada tanggal 14 Mei 2006, lahirlah sebuah organisasi yang bernama Amikom Pecinta Alam ( AMPELA ) waktu itu masih berkedudukan di IMKI Purwokerto.
pada gerak langkah yang pertama, yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan bagi keberadaan sebuah organisasi adalah dengan membentuk suatu kepengurusan untuk melahirkan ide- ide kreatif serta semangat yang menyala-nyala dari para mahasiswa. tim pengurus yang terdirri dari ketua. sekretaris, bendahara , bidang operasional, bidang perlengkapan, merupakan kepengurusan yang “simple” dan sederhana untuk dikatakan sebagai pengurus suatu organisasi
Seiring waktu, tersusunlah rencana – rencana yang telah dilakukan dalam waktu yang relative singkat, tersusunlah struktur organisasi dan AD/ ART AMPELA pada tanggal 21 Mei tahun 2008. dengan bertambahnya anggota yang cukup dan semangat untuk berfikir kritis, Musyawarah bersama dan mengkritisi pada AD / ART AMPELA pada tanggal 8 bulan Oktober tahun 2008 september organisasi pun mengalalmi perubahan nama menjadi (Mahasiswa Informatika Peduli Lingkungan) MIPL AMIKOM Purwokerto. dengan kepengurusan inilah diharapkan nantinya dapat membawa dan mengarahkan aspirasi dan keinginan anggota kedalam suatu tujuan yang jelas. ideal dan mulusnya tujuan dalam suat organisasi bila langkah awal tadi diikuti dengan langkah berikutnya. dalam tahapan inilah kepengurusan juga telah membuat program kerja dan mulai memikirkan arah dan tujuan serta focus perhatian, yang tidak sekedar
”penyaluran hobi” kepecintaalaman tetapi juga kepada kepedulian tentang lingkungan dan alam itu sendiri. pada waktu inilah kalau boleh dikatakan lebih banyak bersifat konsolidasi intern/kedalam organisasi lebih diutamakan serta ikut berpartisipasi menghadiri seminar kepecinta alaman dan konservasi alam yang diadakan organisasi lain sejenis Instansi pemerintah maupun LSM yang peduli dengan pelestarian Lingkungan.




2. AD/ART MIPL
sebagai organisasi yang telah mapan tentulah memiliki aturan yang digunakan sebagai landasan serta pedoman bagi perjalanan organisasi serta untuk memudahkan pengaturan organisasi. begitu pula dengan MIPL, sebagai suatu organisasi yang tertib ia memiliki aturan tertinggi sebagai dasar bagi aturan lain dibawahnya sebagai landassn bagi gerak laju organisasi. aturan yang dimasud adalah yang dinamakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dimana keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipisahkan sebab dalam bagian- bagiannya baik yang berupa pasal maupun ayat-ayat memiliki keterkaitan yang erat dalam pemaknaanya. anggaran dasar MIPL berisikan hal-hal pokok tentang keberadaan MIPL yang meliputi Apa dan Bagaimana MIPL itu, disamping memuat asas, jiwa dan tujuan organisasi. selain itu juga diatur masalah atribut organisasi, keanggotaan, kepengurusan, keuangan , alat kelengkapan organisasi dan perubahan AD/ART serta masalah pembubaran organisasi
Sedangkan ART memuat penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar dengan maksud agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai segala sesuatu yang termuat dalam Anggaran Dasar. Untuk peraturan Dibawah AD/ART yang mengatur lebih lanjut mengenai hal-hal yang menyangkut hal khusus akan di tuangkan dalam peraturan organisasi (PO) yang ditetapkan pengurus dalam pegangan bagi pengurus untuk menjalankan organisasi.
Konvensi (peraturan tidak tertulis)
kenyataan bahwa dalam suatu organisasi ada peraturan yang tertulis ada juga yang tidak tertulis. didalam organisasi MIPL ini mempunyai beberapa peraturan tidak tertulis/konvensi misalnya, kesepakatan bersama tentang keharusan menjalankan sanksi fisik (push-up 1 seri atau sepuluh kali apabila tidak menggunakan atribut (syal anggota) dalam acara resmi MIPL AMIKOM Purwokerto, rapat,dsb.) sangsi fisik juga diberlakukan bagi anggota yang sembrono dan tidak menghargai peralatan outdoor sebanyak 2,5 seri atau duapuluh lima kali push-up. juga ada peraturan yang mengharuskan setiap anggota yang telah lulus menyumbangkan perlalatan yang dimilikinya. pemahaman akan hal ini akan berimplikasi pada penyikapan kita terhadap organisasi yaitu lebih kepada penyadaran akan pentingnya makna diluar sangsi hukuman fisik.

3. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja
Pengurus MIPL menurut AD/ART adlah pengurus minimal (pengurus harian) yang terdiri dari Ketua Umum , Sekretaris Umum dan bendahara umum yang dipilih dalam Forum tertinggi organisasi yaitu (RUA). sedangkan pengurus lengkap ditetapkan oleh pengurus harian sesuaai dengan peraturan yang digunakan yaitu berpedoman pada AD/ART.
sesuai dengan ketetapan dalam RUA sebagai hasil sidang komisi organisasi MIPL menganut bentuk organisasi lini dan staff dengan staff sebagai pemberi masukan kepada ketua baik diminta maupun tidak diminta, sedangkan ketua memiliki kesatuan komando atau perintah terhadap seluruh pengurus yang ada di bawahnya, disamping terdapat pengurus harian ini berupa ketua, sekretaris
dan bendahara yang memiliki garis koordinasi terhadap pengurus secara keseluruhan





































KETERANGAN :
Garis Komando
Garis Koordinasi
Bantuan/Dukungan



MIPL AMIKOM Purwokerto sebagai organisasi “Pecinta Alam”
Sebagai sebuah organisasi yang memang berkecimpung dalam “kegiatan alam bebas”, kepecintaalaman, dan gerak kepedulian lingkungan”, maka kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh MIPL AMIKOM Purwokerto pun banyak bernuaansa kegiatan alam bebas (seperti pendakian, susur pantai, ekspedisi, ataupun panjat dinding /tebing, dan aktivitas-aktivitas konservasi (seperti diskusi maupun aksi lingkungan ). MIPL AMIKOM Purwokerto juga seringkali mengadakan kegiatan yang bersifat sosial-kemasyarakatan, seperti donor darah, pengamatan sosial ataupun bakti sosial.
Keberagaman sifat kegiatan berpotensi pada munculnya keberimbangan dalam sikap dan aktivitas. Berkaitan dengan kegiatan sosial-kemasyarakatan, diharapkan mampu menghindarkan anggotanya dari bahaya “tercerabut dari akarnya” yakni sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar Amikom dan masyarakat secara umum.
Satu hal yang seringkali perlu mendapat penekanan lebih adalah persepsi tentang”kegiatan alam bebas”di MIPL AMIKOM Purwokerto Kegiatan-kegiatan alam bebas hanyalah media dalam upaya pembangunan karakter serta pembangunan kapasitas sebagai pecinta alam memiliki keberpihakan pada lingkungan.

Penutup
Keinginan untuk berproses dalam ruang yang bernama “organisasi” adalah sebuah pilihan sadar. Disana ada proses-proses yang menuntut adanya kedewasaan dalam berfikir dan bersikap. Bagaimanapun , satu hal yang tidak mungkin bisa diabaikan dalam upaya menjadi kader adalah kesediaan untuk “menerima “organisasi seara utuh, kesiapan menerima segala hal yang berada didalamnya, serta keingnan kuat untuk membawa organisasi kepada kondisi yang lebih baik.
Satu hal yang barangkali perlu digarisbawah disini adalah bahwa sebenarnya “organisasi”hanyalah sebuah hal yang “abstrak” dan “mati”. Yang menjadikan sebuah organisasi menjadi “hidup” dan bereksistensi adalah manusia-manusi yang bergelut di dalamnya Ketika manusia-manusia “penghuni sebuah organisasi ternyata tidak mampu meniupkan ruh dalam proses proses kesehariannya, maka organusasipun kehilangan hidup dan keberadaannya.
Pemahaman seperti ini akan berimplikasi pada penyikapan kita terhadap organisasi. Bila selama ini kita berharap organisasi mampu memberikan sesuatu atau memfasilitasi kepentingan kita, maka saat inilah kita mlai berfikir beda.
Organisasi tidak akan memberi sesuatu kepada anggotanya. Organisasi hanyalah sebuah “ruang”. Adapun pross take and give adalah proses manusia –manusia yang ada di dalamnya. Anggotalah yang seharusnya memfasilitasi diri sendiri. Dalam sebuah “ruang bersama” yang disebut “organisasi ini”
Akhirnya semoga sekelumit uraian ini dapat lebih membka pemahaman tentang keorganisasian dan konsekuensi berorganisasi. Serta semoga semakin menambah motivasi untuk berproses dalam organisasi Mahasiswa Informatika Peduli Lingkungan

(MIPL) Amikom Purwokerto.